TIGA PENGANTIN BARU MATI MENDADAK DI
KAMARNYA
Diceritakan bahwa khalifah al-ma’mun
r.a menagih seorang lelaki nasrani yang mempunyai hutang sebesar lima ratus
dirham. Beliau menyuruh seorang penunggang kuda untuk mendatangi rumahnya.
Setelah nasrani ditangkap, si
penunggang kuda membawanya untuk dilaporkan kepada khalifah al-ma’mun.
Dalam perjalanan, nasrani dan
penunggang kuda melihat seorang laki-laki yang sedang membawa seikat rumput di
atas kepalanya. Karena besarnya ikatan rumput itu, berkali-kali ia miring ke
kanan dan ke kiri.
Setiap kali laki-laki itu menegakkan
seikat rumput di kepalanya, ia berkata :
“la haula wa la quwwata illa
billahil aliyyil adzim.”
“kalimat ini adalah kalimat yang
agung.” Sahut nasrani.
Setiap pembawa rumput mengucapkan
kalimat itu, si nasrani mengatakan hal yang sama.
“engkau mengakui bahwa kalimat itu
adalah kalimat yang agung, tapi kenapa engkau tidak beriman kepada allah?”
tanya si penunggang kuda.
“aku telah mempelajari kalimat itu
langsung dari malaikat langit.” Jawab nasrani.
Si penunggang kuda merasa heran
mendengarkan jawaban itu, namun ia tidak meneruskan pertanyaannya. Keduanya meneruskan
perjalanan untuk menghadap khalifah al-ma’mun. Setelah sampai di hadapan
khalifah, si penunggang kuda menyerahkan laki-laki nasrani itu, dan
menceritakan kata-kata nasrani yang didengarnya dalam perjalanan.
“bagaimana engkau mempelajari
kalimat “la haula wa la quwwata illa billahil aliyyil adzim” langsung dari
malaikat?” tanya khalifah.
Nasrani menjawab dengan jawaban yang
sangat panjang.
“aku mempunyai paman yang kaya. Dia mempunyai
putri yang sangat cantik, aku melamarnya, akan tetapi ditolak. Kemudian paman
menjodohkannya dengan lelaki lain. Seusai pesta pernikahan kedua mempelai
dipersilahkan masuk kamar pengantin. Dimalam harinya secara mendadak pengantin
lelaki meninggal.
Kemudian aku melamarnya lagi karena
ia sudah tak bersuami, akan tetapi aku ditolak lagi dan ia dinikahkan dengan
lelaki lain(yang kedua). Akhirnya apa yang menimpa lelaki pertama juga menimpa
lelaki kedua, lelaki kedua juga meninggal.
aku pun melamarnya lagi, tapi aku
tetap ditolak, dan ia dinikahkan lagi dengan lelaki lain(yang ketiga) . Dan benar,
kejadian yang menimpa lelaki pertama dan kedua terulang kembali hingga akhirnya
lelaki ketigapun meninggal.
kemudian pamanku menawarkan putrinya
ke sana kemari, namun tidak ada satu pun lelaki yang mau menerimanya karena
takut mati. Setelah itu paman menikahkannya denganku.
sebagaimana yang sudah-sudah, seusai
pesta pernikahan, ketika aku akan memasuki kamar istriku, tiba-tiba datanglah
setan yang sebesar gunung.
“engkau mau kemana?” teriak setan
dengan lantang.
“aku mau menemui istriku” jawabku.
“apakah kau tidak tahu apa yang
telah aku lakukan pada suami-suaminya sebelum kamu?”
“iya aku tahu”.
“jika kamu rela, wanita itu menjadi
istriku di malam hari dan menjadi istrimu di siang hari, jika tidak maka aku
akan membunuhmu.”
“iya aku rela.”
Begitulah kejadiannya sehingga ia
menjadi istriku di siang hari dan menjadi istri setan itu di malam hari dalam
waktu yang cukup lama.
Kemudian pada suatu malam setan itu
berkata padaku.
“malam ini aku akan pergi ke langit
untuk mencuri suara-suara malaikat, padahal malam ini adalah giliranku, maukah kau
menemani aku naik ke langit?”
“iya aku mau.”
Kemudian setan itu berubah menjadi
seperti unta, dan memintaku untuk naik ke atas punggungnya, aku pun menurut dan
terbang ke angkasa.
Aku mendengar para malaikat
mengucapkan kalimat “la haula wa la quwwata illa billahil aliyyil adzim”.
Ketika setan mendengar kalimat ini,
ia langsung berbalik dan terjatuh seperti mayat dan aku pun juga ikut terjatuh.
Di waktu yang tidak lama setan itu
sadar dan berkata padaku.
“pejamkan matamu!”
Aku pun memejamkan mataku. Tiba-tiba
aku sudah berada di depan pintu rumahku, lalu aku masuk menemui istriku dan
berkata padanya.
“tutuplah semua pintu, jendela dan
lubang-lubang ventilasi ketika suamimu yang kedua berada di rumah ini!”
Pada waktu isya’, setan datang dan
masuk rumah. Kemudian istriku melakukan semua perintahku. Lalu aku datang dan
mendekatkan mulutku ke pintu dengan mengucapkan kalimat “la haula wa la quwwata
illa billahil aliyyil adzim”.
Sesaat kemudian aku mendengar suara
yang sangat keras dari dalam rumah. Kuulangi kalimat itu lagi sampai tiga kali.
Tidak lama kemudian istriku memanggilkku.
“masuklah suamiku!” katanya.
Aku pun masuk.
Kemudian ia bercerita kepadaku.
“ketika engkau mengucapkan kalimat
itu yang pertama, setan berputar-putar mencari lubang-lubang pada dinding untuk
melarikan diri dari rumah ini, tapi ia tak menemukannya. Ketika kau
mengucapkannya lagi, turunlah api dari langit lalu api itu mengepungnya. Dan ketika
kau mengucapkannya lagi untuk yang ketiga kalinya, setan itu terbakar hingga
menjadi abu. Sekarang kita telah diselamatkan oleh allah dari bahaya setan itu.”
Ketika khalifah al-ma’mun mendengar
jawaban yang panjang dari nasrani itu, ia melepaskannya dan menganggap lunas
semua hutangnya.
NB : inilah
salah satu dari keutamaan membaca kalimat “la haula wa la quwwata illa billahil
aliyyil adzim”.
Komentar
Posting Komentar